Manusia Dan Penderitaan
Makna
Penderitaan
Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami
manusia dalam kehidupan. Penderitaan bersumber pada unsure”rasa” dalam diri
manusia. Menurut asal katanya, penderitaan
berasal dari kata “derita” artinya perasaan tidak enak, perasaan tidak
menyenangkan, perasaan sakit. Penderitaan artinya menanggung perasaan tidak
enak, menanggung perasaan tidak menyenangkan, menanggung perasaan sakit.
Penderitaan dapat mengenai fisik dan mental. Karena penderitaan seseorang.
Berat ringan penderitaan dapat dilihat pada kenyataan yang dialami seseorang,
yaitu akibat yang timbul pada badan atau jiwa penderita.
Penderitaan fisik adalah penderitaan yang dialami badan
seseorang, misalnya penyiksaan karena perbuatan orang lain, muntaber karena
penyakit menular, korban gempa karena bencana alam, ataupun siksa Tuhan karena
azab. Penderitaan mental adalah penderitaan yang dialami jiwa seseorang
misalnya, stres berat karena pekerjaan, goncang cinta karena kegagalan cinta,
dan sakit jiwa karena ancaman berat. Penderitaan fisik dan mental kedua-duanya
harus bersifat unik, yaitu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang menentukan
perjalanan hidup seseorang. Penderitaan fisik dan mental keduanya saling
mempengaruhi. Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan fisik, pasti ada
pengaruhnya terhadap jiwanya. Walaupun seseorang hanya mengalami penderitaan
mental, pasti ada pengaruhnya terhadap badan.
Makna
Siksaan
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita
tentang dosa dan nerakan dimana manusia akan disiksa, dan akhirnya firman Tuhan
dalam kitab suci Al-Quran. Seperti yang diketahui bahwa dalam kitab suci
Al-Quran tersebut terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang siksaan.
Bentuk siksaan yang tersebut antara lain ada dalam surat
AL-Ankabut ayat 40 yang menyatakan: “Masing-masing bangsa itu kami siksa dengan
ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan
batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar
bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan kedalam
tanah seperti Qarun, dan ada pula yang
kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Dengan siksaan itu, Allah tidak menganiaya mereka, namun mereka jugalah yang
menganiaya diri mereka sendiri , dengan dosa-dosanya”
Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu
yang sangat mengerikan, bahkan mungkin menderikan bulu kuduk kita. Betapa
tidak, didalam benak kita terbayang seseorang yang tinggi besar, kokoh dan kuat
dengan muka yang seram sedang memegang cemeti yang siap mencabuk kepada orang
yang disiksa. Atau orang memegang besi yang sudah dipanaskan ujungnya sampai
berwarna merah dan siap ditempelkan ketubuh orang yang disiksa. Semua itu
dengan maksud agar orang yang disiksa itu memenuhi permintaan penyiksa atau
perbuatan balas dendam.
Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Setiap manusia pernah atau akan merasakannya. Siksaan juga tidak dapat
dipisahkan oleh dosa-dosa manusia. Siksaan yang berhubungan dengan dosa adalah
siksaan di Hari Kiamat.
Kita dapat menilai diri kita sendiri, dimana kita berdiri,
dimana kita berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita kepada Tuhan.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara
kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah
3. Selalu iri hati dan curiga,
ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat
agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh
diri.
4. Komunikasi
sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau
kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri,
( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si
penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan
cara negatif
3. Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
4. Krisis ekonomi yang
berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa,
terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau
lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya,
kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak
mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena
gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular,
tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini
tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi
yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami
seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
1. Positif; trauma jiwa yang dialami
dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya.
2. Negatif; trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia
pasti mengalami penderitaan baik ringan maupun berat. Manusia harus berusaha
untuk mengurangi penderitaan semaksimal mungkin atau bahkan menghilangkannya
sama sekali.
Manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga untuk menderita. Karena
itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidupnya adalah bagian
dari rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, harus berusaha mengatasi
kesulitan hidupnya. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu
sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup dengan cara berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam sekitar, masyarakat sekitar, dengan
waspada disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya bisa merencanakan
segalanya Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia dapat menyebabkan
penderitaan bagi manusia itu sendiri
PENDERITAAN,
MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia
menderita. Penciptaa bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, pabrik bahan
kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah
terjadi seperti bom atom di hirosyima dan nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di
unisovyet, kebocoran gas beracun di india. Penggunaan peluru kendali dalam
perang irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia
ialah kecelakaan., bencana alam, bencana perang, dan lain-lain. Contohnya ialah
tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat
hercules yang mengangkut para perwira muda di condet, meletusnya gunung
galunggung , perang irak-iran.
Berita
mengenai penderitaan manusia silir berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusia.
Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat
sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan
berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan
mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan
ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau
diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,
sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni.
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat di perinci
sebagai berikut:
A)
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia :
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut
nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Ø Perbuatan
semena-mena kepada pembantu rumah tangga;
Contohnya,pembantu
rumah tangga di siksa dan tidak di beri gaji.
Ø Perbuatan
buruk orang tua yang menganiaya anak;
Contohnya,anak
yang di siksa karena meminta uang jajan kepada ibunya,
Ø Perbuatan
buruk manusia terhadap lingk ungan : banjir dan tanah longsor, perbuatan lalai
: gas beracun.
B)
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ø Seorang
anak lelaki buta sejak dilah irkan;
Ø Nabi
Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar menerima cobaan ini;
Ø Tenggelamnya
Fir¶aun di laut Merah
PENGARUH PENDERITAAN
Setiap
penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif
maupun negatif.
Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Comments
Post a Comment